STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia naik lebih dari 1% pada penutupan perdagangan Rabu (5/6/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (6/6/2024) WIB.
Mengutip CNBC International, harga emas spot naik 1,1% menjadi US$2.353,90 per ons setelah sebelumnya turun 1%. Kontrak emas berjangka AS juga naik 1,1% menjadi US$2.374,10.
Kenaikan harga emas ini terjadi karena imbal hasil obligasi turun setelah data tenaga kerja swasta AS lebih lemah dari yang diperkirakan. Data tersebut meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga akhir tahun ini.
Imbal hasil obligasi AS turun ke level terendah sejak 5 April. Data menunjukkan penambahan pekerjaan swasta AS pada bulan Mei lebih rendah dari yang diharapkan. Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, mengatakan bahwa angka tenaga kerja yang lemah menambah spekulasi bahwa Fed mungkin harus menurunkan suku bunga sebelum akhir tahun. Hal ini meningkatkan daya tarik emas, karena suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang emas yang tidak menghasilkan imbal hasil.
Menurut CME FedWatch Tool, peluang pemotongan suku bunga Fed pada September kini sekitar 67%, naik dari di bawah 50% pekan lalu.
Laporan ekonomi utama AS lainnya, termasuk data layanan ISM dan laporan pekerjaan non-pertanian yang dijadwalkan pada Jumat, bisa mempengaruhi harga emas lebih lanjut. Tim Waterer, analis pasar di KCM Trade, menyatakan bahwa jika laporan pekerjaan non-pertanian (NFP) melebihi ekspektasi, pemotongan suku bunga mungkin akan diundur ke November. Namun, jika hasilnya mengecewakan, kemungkinan besar September akan menjadi bulan untuk tindakan Fed.