STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia anjlok pada penutupan perdagangan Selasa (30/4/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (1/5/2024) WIB. Penurunan harga komoditas ini karena para pelaku pasar kecewa dengan serangkaian data inflasi dan ekonomi. Pasar semakin memperhitungkan risiko bahwa Federal Reserve bisa kembali menaikkan suku bunga suatu saat nanti daripada mempertahankannya pada level saat ini, kata Phil Flynn, analis senior pasar di Price Futures Group
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni turun 70 sen atau 0,85% menjadi US$81,93 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni 2024 melorot 53 sen atau 0,6% menjadi US$87,87 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Kepercayaan konsumen turun di bulan April ke level terendah sejak Juli 2022. Aktivitas manufaktur di wilayah Chicago menyusut dengan indeks manajer pembelian turun menjadi 37,9, level terendah sejak November 2022. Dan biaya kompensasi untuk pekerja naik sebesar 1,2% pada kuartal pertama, yang lebih cepat dari perkiraan sebesar 1%.
“Anda memiliki lingkungan stagflasi,” kata Flynn. “Pasar memperhitungkan ketakutan Fed bahwa mereka akan tampil lebih ‘hawkish’.”
Suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama akan mengakibatkan dolar yang lebih kuat dibandingkan mata uang lainnya. Ini akan memberikan tekanan pada harga minyak, kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates.