STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 187,783 miliar pada periode Januari hingga September 2022, meningkat 24,40% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 150,957 miliar.
Direktur Utama ARKO, Aldo Artoko mengemukakan, peningkatan pendapatan terjadi dikarenakan oleh produksi listrik yang melampaui target dan progress pembangunan site proyek Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Yaentu di Poso, Sulawesi Tengah yang sesuai target. Proyek ini ditargetkan selesai pada 2023. Dengan beroperasinya proyek ini, Perseroan akan bisa meningkatkan produksi listrik sehingga akan mempunyai cashflow yang sangat baik untuk menopang rencana pengembangan perusahaan di masa depan sekaligus memberikan dividen kepada shareholder.
Selain proyek Yaentu, ARKO saat ini sedang membangun proyek di Lampung dengan kapasitas 5,4 MW yang diharapkan bisa beroperasi di tahun 2024. Perusahaan juga menargetkan untuk menambah proyek – proyek baru lainnya di tahun 2023.
Dari pendapatan tersebut, menurut Aldo, Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 42,975 miliar per September 2022, melonjak hingga 19%, dari capaian di sembilan bulan pertama 2021 sebesar Rp 36,115 miliar.
“Capaian laba ditopang kelancaran produksi pembangkit listrik yang sudah beroperasi dan progress pembangunan pembangkit yang sesuai target. Semua peningkatan laba bersih Perseroan dikontribusi oleh segmen bisnis pembangkit listrik tenaga air,” ungkap Aldo dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Peningkatan kinerja Perseroan selama sembilan bulan pertama 2022 ini menunjukkan bahwa ARKO merupakan perusahaan yang stabil dan mempunyai peningkatan kinerja yang konsisten.
Aldo mengemukakan, pihaknya optimis target kinerja sampai akhir tahun Perseroan masih sesuai target yang ditetapkan. “Kinerja Perseroan tahun ini diperkirakan mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2021,” katanya.
Perusahaan di bidang pembangkit tenaga listrik melalui sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang berasal dari aliran air (Pembangkit Listrik Tenaga Air) ini mencatat peningkatan total ekuitas sebesar Rp 390,535 miliar per 30 September 2022, tumbuh signifikan sebesar 128,35% jika dibandingkan Rp 171,026 miliar per 31 Desember 2021.
“Pertumbuhan ekuitas ini karena adanya tambahan dana dari IPO dan laba ditahan dari proses tahun 2021,” katanya.
Adapun total aset ARKO bertambah sebesar Rp 216,432 miliar atau naik 31,43%, dari Rp 688,614 miliar pada Desember 2021 menjadi Rp 905,046 miliar per September 2022. Peningkatan aset ini karena adanya kenaikan aset investasi baru dan progres pembangunan site baru di Yaentu yang sudah mencapai kurang lebih 85% siap operasi. Sementara utang Perseroan berkurang sebesar Rp 3,077 miliar atau turun 0,59%, dari Rp 517,588 miliar per 31 Desember 2021 menjadi Rp 514,511 miliar per 30 September 2022.
Aldo menambahkan, untuk mendorong kinerja hingga akhir tahun ini, ARKO tetap fokus di bisnis EBT pasca transaksi penambahan kepemilikan saham di Perseroan oleh PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha PT Astra International Tbk (ASII), melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN).
Kinerja ARKO ke depan semakin solid. Ini didukung oleh kemampuan teknis, keuangan dan fundamental ARKO yang kuat. “Kami optimistis fundamental Perseroan ke depan makin solid. Optimisme ini didukung antara lain oleh kinerja Perseroan yang terus membaik,” ujar Aldo.
Menurut Aldo, dengan arah dunia dan Pemerintah yang akan terus meningkatkan bauran energi terbarukan, ARKO yakin kinerja akan terus meningkat di tahun-tahun kedepan dengan adanya proyek – proyek pembangkit listrik energi terbarukan lainnya.