STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Harga saham PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO) yang dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (11/1/2024), hingga pukul 09.03 WIB, naik Rp37 (34,26%) menjadi Rp145, dari harga penawaran perdana Rp108 per saham.
Menurut data RTI, hingga waktu tersebut, saham ACRO berada di rentang harga Rp118-145 per unit. Volume perdagangan saham ACRO di Pasar Reguler BEI mencapai 118,86 juta unit senilai Rp15,24 miliar dengan frekeunsi perdagangan sebanyak 14.283 kali.
Menurut pengumuman BEI, Kamis (11/1/2024), sebanyak 3,469 miliar saham ACRO bernominal Rp20 per unit itu dicatatkan di BEI pada Kamis (11/1/2024). Jumlah ini terdiri atas 2,775 miliar unit saham pendiri, sebanyak 676,625 juta saham IPO, dan sebanyak 17,203 juta saham employee stock allocation (ESA). Saham ACRO dicatatkan di Papan Pengembangan.
Bersamaan dengan pencatatan saham IPO, ACRO juga mencatatkan sebanyak 231,276 juta waran seri I (ACRO-W) dengan harga pelaksanaan Rp186 per saham.
Chung Tae Sung, Direktur Utama ACRO menjelaskan, langkah Perseroan masuk BEI melalui IPO bertujuan meraih dana segar. Dana hasil IPO tersebut akan digunakan sekitar 30% untuk pembelian mesin, yaitu pembelian mesin dalam rangka pengembangan produk baru, dan pembelian mesin dalam rangka peningkatan dan otomatisasi proses produksi.
Selain itu, sekitar 9,84% akan digunakan Perseroan untuk membayar pinjaman Dollar AS dari PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk. Sebesar 15,00% akan digunakan untuk sewa gudang dan kantor di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta membeli kendaraan operasional dan peralatan gudang dan kantor di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, termasuk untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan membiayai kegiatan operasional seperti biaya marketing, biaya SDM, biaya promosi, biaya desain kemasan, biaya perbaikan, pemeliharaan mesin dan bangunan, serta biaya overhead pabrik,” katanya dalam acara pencatatan saham IPO di BEI.
Chung Tae Sung menambahkan, kinerja Perseroan sampai saat ini masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif. “Kami optimis dengan prospek bisnis yang dijalankan Perseroan saat ini. Pasar global hook dan loop diharapkan tumbuh dalam CAGR 5,6% hingga tahun 2029,” katanya.
Sementara itu, manajemen PT UOB Kay Hian Sekuritas selaku lead underwriter untuk pencatatan saham IPO mengungkapkan, ACRO yang hari ini melantai di BEI mengalami kelebihan permintaan atau oversubsribe 20 kali selama masa offering.
Sebagai informasi, ACRO ini bergerak di bidang industri dan perdagangan yang memproduksi berbagai macam produk berupa perekat Hook dan Loop/Magic Tape atau Pita Pengait rekat dan webbing tape. Produk jadi Perseroan Hook dan Loop/Magic Tape atau Pita Pengait rekat antara lain berupa Sew-On, Unbrushed Loop, Mushroom, Back-to-back.
Produk Perseroan diaplikasikan untuk berbagai jenis produksi antara lain adalah manufaktur mainan, pakaian,alas kaki, peralatan olahraga, alat kesehatan, kemasan, konstruksi, aksesories, otomotif, alat tulis, dan lain-lain.