Jumat, April 18, 2025
27.9 C
Jakarta

Melesat 11,7%, Kredit BNI Tembus Rp727 Triliun Hingga Tengah Tahun 2024!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI mencatatkan kinerja keuangan yang solid hingga pertengahan tahun 2024. BNI berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 11,7% YoY menjadi Rp727 triliun per Juni 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan kuartal pertama yang hanya tumbuh 9,6% YoY.

Direktur Finance BNI, Novita Widya Anggraini, menjelaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari strategi penyaluran kredit yang tetap mengutamakan kehati-hatian. “BNI mampu mengakselerasi kredit dengan fokus pada segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip, baik swasta maupun BUMN, serta kredit konsumer dan dukungan dari perusahaan anak,” ujarnya.

Kredit pada segmen korporasi tumbuh signifikan sebesar 18,7% YoY, mencapai Rp403,1 triliun. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh korporasi blue chip. Sementara itu, kredit konsumer juga mengalami peningkatan sebesar 15,1% YoY menjadi Rp132,7 triliun, dengan kontribusi utama dari personal loan dan kredit pemilikan rumah (KPR).

Penguatan peran anak usaha BNI juga turut memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan. Sinergi antar BNI Group, seperti kerja sama joint financing antara BNI dan BNI Finance melalui produk kredit kendaraan bermotor (KKB), menjadi salah satu strategi utama dalam mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Pertumbuhan kredit yang kuat ini juga didukung oleh relaksasi GWM dari Bank Indonesia melalui insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM). Kebijakan ini memberikan tambahan likuiditas yang dimanfaatkan BNI untuk memperbaiki struktur Dana Pihak Ketiga (DPK). Novita menjelaskan, “Total DPK kami tumbuh 1% YoY, didorong oleh peningkatan tabungan sebesar 4,3% YoY dan giro sebesar 1,1% YoY, meskipun deposito mengalami penurunan 2,6% YoY.”

Upaya BNI untuk mengoptimalkan likuiditas ini juga terlihat dari peningkatan rasio CASA terhadap DPK yang naik menjadi 70,7% dibandingkan setahun sebelumnya sebesar 69,6%. Efisiensi ini turut berkontribusi pada penurunan Cost of Fund (CoF) di kuartal II 2024 menjadi 2,72%, lebih baik 7 basis poin dibandingkan kuartal sebelumnya.

Di sisi pendapatan, BNI mencatatkan peningkatan Net Interest Income (NII) sebesar 3,1% dari kuartal sebelumnya, serta pertumbuhan Fee Based Income (FBI) sebesar 11,9% YoY. Pertumbuhan FBI ini didorong oleh peningkatan fee dari aktivitas perbankan dan transaksi digital.

Kualitas aset BNI juga terus membaik, terlihat dari penurunan rasio Non-Performing Loan (NPL) menjadi 2% per Juni 2024, dibandingkan dengan 2,5% pada periode yang sama tahun lalu. Rasio Loan at Risk (LaR) juga turun menjadi 12,3% dari sebelumnya 16,1% pada Juni 2023.

Novita menegaskan bahwa meskipun kualitas aset membaik, BNI tetap berhati-hati dengan menjaga pencadangan yang memadai. “Rasio pembentukan beban CKPN terhadap total kredit sebesar 1% di semester I 2024, menurun dari 1,4% pada semester I tahun lalu. Ini menunjukkan kesiapan kami dalam menghadapi risiko ketidakpastian di masa depan,” jelasnya.

Secara keseluruhan, BNI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp10,7 triliun pada semester I 2024, tumbuh 3,8% YoY. Novita optimis bahwa kinerja positif ini akan terus berlanjut, mengingat masih tingginya permintaan kredit di segmen korporasi dan potensi membaiknya kondisi likuiditas di semester II 2024 berkat kebijakan moneter dan fiskal yang lebih ekspansif, baik di tingkat global maupun domestik.

Artikel Terkait

Mandiri Luncurkan Solusi Digital Buat Eksportir, Dukung DHE SDA Lewat Kopra

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Mandiri terus mendukung pertumbuhan ekonomi...

Dolar AS Kembali Melemah, Pasar Tunggu Kepastian Perundingan Dagang

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) - Dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah...

Bank DKI Ungkap Progres Perbaikan Layanan Transfer Antarbank

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Bank DKI menyampaikan bahwa proses perbaikan sistem...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru

<p>Anda tidak dapat copy content di situs ini</p>