STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) mencatatkan pendapatan sebesar 137,62 juta per September 2022, melonjak 182,89% dari US$48,65 juta per September 2021. Kenaikan tajam juga dapat dilihat jika dibandingkan dengan total pendapatan pada kuartal yang sama tahun lalu, dari US$24,80 juta pada triwulan III 2021 menjadi US$53,97 juta pada triwulan III 2022, atau meningkat sebesar 117,61%.
Andi Tenri Dala Fajar, Sekretaris Perusahaan IATA menguatakan dalam siaran pers di Jakarta, Senin (24/10), dampak dari peningkatan pendapatan tersebut, EBITDA Perseroan tumbuh 215,20% mencapai US$63,41 juta, dari US$20,12 juta pada periode sama tahun 2021. Sedangkan secara kuartal, EBITDA pada triwulan III/2022 tercatat sebesar US$18,71 juta, menguat 47,23% dibandingkan triwulan III/2021.
Selain itu, laba bersih IATA melambung 344,75%, dari US$10,11 juta per September 2021
menjadi US$44,95 juta per September 2022. Secara kuartal, laba IATA meningkat sebesar 109,11%, dari US$6,25 juta pada triwulan III/2021 menjadi US$13,08 juta pada triwulan III/2022.
“Melesatnya kinerja IATA merupakan hasil dari langkah strategis Perseroan yang mengalihkan fokus bisnisnya menjadi perusahaan yang bergerak di bidang energi dan investasi, dengan mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources (BCR),” katanya.
BCR merupakan perusahaan induk yang mengelola delapan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, dimana 3 IUPnya sudah dalam tahap produksi dan IUP lainnya ditargetkan untuk beroperasi secara bertahap mulai tahun depan.
Mendekati akhir tahun 2022, IATA terus menggenjot output produksi batu bara. Hingga akhir
September 2022, Perseroan telah memproduksi lebih dari 3 juta MT, lebih tinggi 64,1% dari
produksi tahun lalu yang hanya 1,8 juta MT.
Perseroan menargetkan produksi sebanyak 10 juta MT pada 2023 dan akan terus meningkat seiring bertambahnya cadangan terbukti hasil eksplorasi. IATA optimis cadangan batubara untuk semua IUP setidaknya mencapai 600 juta MT.
Hingga September 2022, Perseroan telah menjual 2,9 juta MT batubara. Prospek cerah IATA semakin dikuatkan dengan telah ditandatanganinya kontrak pembelian jangka panjang antara BCR dengan para trader batubara.
Perseroan memperkirakan akan memperoleh tambahan pendapatan sebesar US$108,42 juta dari kontrak ini dan akan terus memperbanyak kontrak di masa depan, mencari peluang untuk akuisisi tambang baru, menakar prospek lain yang berkaitan dengan energi terbarukan, serta berevolusi guna meningkatkan sinergi dan efektifitas di semua lini.