Minggu, November 10, 2024
26.1 C
Jakarta

Perdagangan Perdana Saham NCKL Naik Rp35!

spot_img

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) resmi dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (10/4/2023).

Pada saat pembukaan perdagangan, saham NCKL menguat Rp35 (2,8%), menjadi Rp1285 per saham dari harga penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp1.250 per saham.

Adapun volume perdagangan saham NCKL di pasar reguler saat itu mencapai 152,22 juta unit senilai Rp192,24 miliar. Sedangkan frekuensi perdagangan saham sebanyak 6.102 kali.

NCKL menjadi emiten ke-31 tahun 2023 atau perusahaan tercatat ke 856 di BEI.

Dalam IPO ini, NCKL menawarkan sebanyak-banyaknya 7,997 miliar saham dengan nominal Rp100 per saham atau setara dengan 12,67% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Adapun harga final yang ditetapkan Perseroan dalam aksi korporasi ini sebesar Rp1.250 per saham. Dengan demikian, dari hasil IPO saham ini, NCKL berhasil memperoleh tambahan modal sebesar  Rp9,997 triliun.

Presiden Direktur NCKL, Roy A.Arfandy  mengatakan, Perseroan juga mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 0,5% atau 60,5 juta saham dari jumlah saham IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan Perseroan (Employee Stock Allocation, ESA), dimana harga pelaksanaan ESA sama dengan harga penawaran.

Roy menambahkan, dana yang diperoleh dari hasil IPO rencananya digunakan NCKL untuk pembayaran seluruh utang kepada PT Harita Jayaraya sebesar 8,4%. Berikut, sekitar 9,4% untuk pembayaran seluruh utang kepada PT Dwimuria Investama Andalan. Sebesar 23,6% untuk pembayaran seluruh utang kepada Oversea-Chinese Banking Corporation Limited (OCBC) dan PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP). Kemudian, sebesar 1,4% dana hasil IPO akan digunakan untuk pembayaran seluruh utang outstanding Fasilitas Term Loan 1 dan Fasilitas Term Loan 3 kepada OCBC NISP.

Selain itu, sekitar 3,3% dialokasikan untuk belanja modal (capital expenditure) NICL. Sekitar 50,4% untuk keperluan entitas anak dan entitas asosiasi yang akan disalurkan melalui setoran modal dan pinjaman. Sisanya sekitar 3,5% akan digunakan untuk modal kerja NCKL.

Dalam IPO ini, Perseroan menunjuk PT BNP Paribas Sekuritas Indonesia, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PTCredit Suisse Sekuritas Indonesia, dan PTMandiri Sekuritas sebagai penjamin

pelaksana emisi Efek. Sedangkan untuk penjamin emisi Efek dipercayakan kepada  PT UOB Kay Hian Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia,

NCKL memiliki kegiatan usaha utama sebagai perusahaan pertambangan dan hilirisasi nikel. Menurut AME Mineral Economics Pty Ltd (“AME”), berdasarkan ekspektasi produksi volume nikel tambang Perseroan pada tahun 2022, NCKL diharapkan menjadi emiten produsen nikel murni terbesar di Indonesia dibandingkan perusahaan tambang nikel tercatat lainnya.

Perseroan dan Entitas Anak memiliki dan mengoperasikan dua proyek pertambangan nikel laterit aktif. Pertama seluas 4.247,00 hektar di Kawasi yang dioperasikan oleh NCKL dan 1.276,99 hektar di Loji yang dioperasikan oleh GPS. Keduanya terletak di Pulau Obi, provinsi Maluku Utara. Dengan demikian, total luas kawasan pertambangan Perseroan sebesar 5.523,99 hektar.

Selain itu, sampai dengan saat ini, Entitas Anak Perseroan memiliki dua prospek pertambangan nikel yaitu OAM seluas 1.775,40 hektar di Tabuji-Lauwi dan JMP dengan luas 1.884,84 hektar di Jikodolong, dimana keduanya juga terletak di Pulau Obi.

Per tanggal 30 September 2022, sumber daya mineral telah ditentukan dalam deposit yang terletak di dua proyek pertambangan aktif Perseroan, Tambang Kawasi dan Tambang Loji, serta Prospek Jikodolong Perseroan yang sedang dikembangkan.

Sebagai informasi, pendapatan NCKL dari kontrak dengan pelanggan mencapai Rp9,04 triliun selama periode Januari 2022 hingga November 2022. Pencapaian itu naik 17,40% dibandingkan pendapatan NCKL pada periode sama tahun 2021 sebesar Rp7,70 triliun

NCKL juga mencatat pendapatan lainnya sebesar Rp231,30 miliar, meningkat 255,85%, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp65 miliar. Perseroan juga berhasil menekan turun beban penjualan, umum dan administrasi sebesar 9,05%, dari Rp873,45 miliar menjadi Rp794,44 miliar. Beban lainnya juga merosot 86,62%, dari Rp51,42 miliar menjadi Rp6,88 miliar. Hal ini menyebabkan laba usaha NCKL melambung 18,43%, dari Rp3,31 triliun menjadi Rp3,92 triliun per 30 November 2022.

Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk NICK melesat 238,28%, dari Rp1,28 triliun per November 2021 menjadi Rp4,33 triliun per 30 November 2022. Demikian pula laba per saham ikut naik dari Rp23,16 per lembar saham menjadi Rp78,63 per saham.

Berikutnya, total aset NCKL naik 12,23%, dari Rp29,93 triliun per 30 September 2022 menjadi Rp33,59 triliun per 30 November 2022. Adapun total ekuitasnya naik dari Rp12,69 triliun menjadi Rp13,97 triliun per 30 November 2022, dan total liabilitas bertambah dari Rp17,24 triliun per 30 September 2022 menjadi Rp19,61 triliun.

Artikel Terkait

Buat Bayar Utang dan Modal, Bussan Auto Finance Emisi Obligasi Rp1,5 Triliun

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Obligasi Berkelanjutan III PT Bussan Auto...

Jelang Akhir Pekan, IHSG Menguat 0,60% di 7.287,191

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa...

Divestasi Seluruh Saham PEVE, Multi Pidotama Mandiri Untung Rp55 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Multi Pidotama Mandiri (MPM), salah satu...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini