STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia naik 1% pada penutupan perdagangan Senin (24/6/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (25/6/2024) WIB. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya permintaan bensin di AS dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Minyak diprediksi akan mencatatkan kenaikan bulanan.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus melonjak 90 sen atau 1,11% menjadi US$81,63 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus 2024, naik 77 sen atau 0,9% mencapai US$86,01 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Tamas Varga, analis minyak dari broker PVM, menyatakan bahwa kepercayaan akan penurunan persediaan minyak global selama musim panas di belahan bumi utara menjadi alasan utama kenaikan harga.
Ryan McKay, ahli strategi komoditas senior di TD Securities, menambahkan bahwa risiko pasokan kembali menjadi fokus karena ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon meningkat. Israel dan kelompok milisi Hezbollah yang didukung Iran saling mengancam perang dalam beberapa minggu terakhir. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa Israel akan menempatkan kembali pasukan ke utara negara tersebut saat fase intensif perang di Gaza berakhir.
McKay juga menyebutkan bahwa indikator risiko pasokan energi yang meningkat dapat mendukung kenaikan harga dalam jangka pendek. Namun, ia berpendapat bahwa dana akan mulai menjual posisi panjang jika WTI jatuh di bawah US$81 per barel.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengklaim pada hari Senin bahwa Kyiv telah menyerang lebih dari 30 kilang minyak, terminal, dan basis Rusia tanpa memberikan kerangka waktu kapan serangan tersebut terjadi.
Goldman Sachs, JPMorgan, dan Citi semuanya memperkirakan bahwa persediaan akan mulai menurun karena permintaan bahan bakar serta OPEC+ yang mempertahankan pemotongan produksi hingga Oktober. Persediaan minyak, bensin, dan distilat AS menurun untuk pekan yang berakhir pada 14 Juni, menurut data terbaru yang tersedia. JPMorgan mengatakan konsumsi bensin melonjak menjadi 9,4 juta barel per hari pada pekan yang sama, level tertinggi sejak pandemi berakhir.