STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menargetkan laba bersih sebesar Rp130 miliar pada 2023. Angka ini berbanding terbalik dengan capaian Perseroan pada 2022, dimana Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor farmasi tersebut mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 170,04 miliar.
Menurut Lina Sari, Direktur Keuangan KAEF, peningkatan laba Perseroan tersebut seiring kenaikan penjualan Perseroan yang ditargetkan mencapai Rp11,6 triliun pada 2023. Target tersebut melesat sekitar 20,8% ketimbang penjualan sepanjang tahun 2022 sebesar Rp9,6 triliun.
Lina menambahkan, untuk menopang target-target kinerja Perseroan pada 2023, pihaknya telah mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,2 triliun. Untuk sumber pendanaan capex seluruhnya berasal dari dana internal.
“Sumber capex kami mencadangkan dana internal. Tap,i saat aksi korporasi memang ada dana yg sudah kita siapkan untuk rebranding dan ekspansi,” jelas Lina, dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (31/5/2023).
Pada kuartal pertama 2023, Kimia Farma mencatatkan penjualan sebesar Rp2,30 triliun. Capaian tersebut tumbuh sebesar 1,76% dari periode yang sama tahun lalu sebesarRp2,26 triliun.
Di dalam negeri, Kimia Farma mampu membukukan realisasi penjualan domestik sebesar Rp2,27 triliun. Perolehan itu naik dari periode yang sama pada 2022 lalu, sebesar Rp2,26 triliun.
Kimia Farma pun juga mampu lmemperkuat posisinya di pasar luar negeri. Hal itu dibuktikan dengan keberhasilan Perseroan mencatatkan realisasi penjualan ekspor sebesar Rp3,31 miliar atau melonjak 77% dari periode yang sama tahun lalu.
Keberhasilan Kimia Farma dalam memaksimalkan pasar luar negeri, tidak lepas dari langkah perusahaan dalam memperkuat cengkeramnya di negara-negara di kawasan Asia, Eropa, Australia, Afrika dan Amerika.
Perseroan juga berhasil menekan beban pokok penjualan menjadi Rp1,44 triliun. Alhasil Kimia Farma membukukan pertumbuhan laba kotor 14% menjadi Rp858,58 miliar.
Kimia Farma membukukan jumlah laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali senilai Rp24,62 miliar pada kuartal I tahun 2023. Realisasi ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp2,52 miliar.