STOCKWATCH.ID (TOKYO) Bursa saham Jepang dan Australia kompak ditutup menguat pada pada akhir perdagangan Kamis sore (1/5/2025) waktu setempat. Pergerakan ini terjadi setelah perdagangan di Wall Street sempat bergejolak akibat data ekonomi Amerika Serikat yang mengejutkan pasar.
Mengutip CNBC International, indeks Nikkei 225 di Jepang naik 1,13% dan berakhir di posisi 36.452,30. Sementara itu, indeks Topix ikut menguat 0,46% ke level 2.679,44.
Kenaikan terjadi setelah Bank of Japan memutuskan untuk menahan suku bunga di level 0,5%. Keputusan tersebut diambil secara bulat oleh para anggota dewan.
Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor 10 tahun ikut turun 5,4 basis poin menjadi 1,259%. Untuk tenor 20 tahun, imbal hasilnya turun tipis 1,5 basis poin ke posisi 2,184%.
Namun, nilai tukar yen justru melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang tercatat turun 1,06% dan diperdagangkan di kisaran 144,58 per US$.
Dari Australia, indeks acuan S&P/ASX 200 juga ditutup naik 0,24% ke level 8.145,60. Ini merupakan penguatan kelima secara berturut-turut menjelang pemilu nasional yang akan digelar Sabtu mendatang.
Data neraca perdagangan Australia juga ikut mendukung sentimen. Surplus perdagangan barang melonjak menjadi 6,9 miliar dolar Australia atau setara US$4,42 miliar pada Maret 2024. Sebelumnya, angka tersebut hanya 2,85 miliar dolar Australia.
Menurut Biro Statistik Australia, lonjakan surplus ini didorong oleh pulihnya ekspor bijih besi yang sebelumnya terganggu cuaca, serta meningkatnya pengiriman emas.
Secara tahunan, ekspor Australia naik 7,6%, sementara impor justru turun 2,2%.
Sementara itu, sebagian besar bursa Asia lainnya tutup karena libur Hari Buruh. Bursa di Korea Selatan, Hong Kong, China, dan India tidak beroperasi hari itu.
