STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, aset industri asuransi per April 2024 mencapai Rp1.121,69 triliun. Angka ini naik 1,44% yoy dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1.105,75 triliun.
Dari sisi asuransi komersil, total aset mencapai Rp903,18 triliun, naik 2,10% yoy. Adapun kinerja asuransi komersil berupa akumulasi pendapatan premi mencapai Rp112,75 triliun, atau naik 11,25% yoy. Ini terdiri dari premi asuransi jiwa yang tumbuh sebesar 3,98% yoy dengan nilai sebesar Rp59,97 triliun, dan premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh 16,99% yoy dengan nilai sebesar Rp52,78 triliun.
Menurut siaran pers RDKB Bulan Mei 2024 di Jakarta, Senin (10/6/2024), secara umum permodalan di industri asuransi komersil tetap solid, dengan industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan Risk Based Capital (RBC) masing-masing sebesar 429,76% dan 325,62%, jauh di atas threshold sebesar 120%.
Untuk asuransi non komersil yang terdiri dari aset BPJS Kesehatan (badan dan program jaminan kesehatan nasional) dan BPJS Ketenagakerjaan (badan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, atau jaminan kehilangan pekerjaan) serta program asuransi ASN, TNI, dan POLRI terkait program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian, total aset tercatat sebesar Rp218,51 triliun atau terkontraksi 1,18% yoy.
Di sisi industri dana pensiun, total aset dana pensiun per April 2024 tumbuh sebesar 8,74% yoy dengan nilai sebesar Rp1.432,73 triliun, meningkat dari posisi April 2023 sebesar Rp1.317,57 triliun.
Untuk program pensiun sukarela, total aset mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,35% yoy dengan nilai mencapai Rp371,74 triliun. Untuk program pensiun wajib, yang terdiri dari program jaminan hari tua dan jaminan pensiun BPJS Ketenagakerjaan, serta program tabungan hari tua dan akumulasi iuran pensiun, ASN, TNI, dan POLRI, total aset mencapai Rp1.060,98 triliun atau tumbuh sebesar 9,98% yoy.
Pada perusahaan penjaminan, nilai aset tumbuh 12,58% yoy dengan nilai mencapai Rp47,61 triliun pada April 2024, dengan posisi aset pada April 2023 sebesar Rp42,29 triliun. (yan)