STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Sebanyak 2,5 miliar saham PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) akan ditawarkan ke investor publik dalam Penawaran Umum Perdana (PUP) saham pada 28 Oktober hingga 02 November 2022.
Menurut prospektus rencana PUP saham yang diumumkan, Selasa (18/10), manajemen MKTR mengemukakan, harga perdana Perseroan antara Rp 100-150 per saham. Penawaran awal dimulai pada 17 – 24 Oktober 2022. Jumlah saham PUP MKTR sebesar 20,83% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah PUP saham. Dari PUP saham, calon emiten di bidang perdagangan minyak kelapa sawit ini akan memperoleh tambahan modal maksimal Rp375 miliar.
Bersamaan dengan PUP saham, MKTR juga menerbitkan sebanyak 2,5 miliar Waran Seri I. Setiap pemegang satu saham baru berhak memperoleh satu Waran Seri I, dimana setiap pemegang satu Waran Seri I berhak membeli satu saham baru Perseroan. “Harga pelaksanaan Waran Seri I Perseroan akan ditentukan kemudian,” tulis manajemen MKTR.
Menurut manajemen MKTR, dana PUP saham, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan sebesar 95,01% untuk penyertaan saham di PT Menthobi Hijau Lestari (MHL) sekitar 6,67%, PT Menthobi Agro Raya (MAR) sebesar 1,67%, PT Menthobi Transtitian Raya (MTR) sekitar 1,67%, dan Menthobi Makmur Lestari (MMAL) sebesar 85%. Sisanya sebesar 4,99% untuk modal kerja MKTR.
Saham dan Waran Seri I MKTR bernominal Rp10 per unit ini akan dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 04 November 2022. Manajemen MKTR berharap Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat menerbitkan pernyataan efektif untuk IPO saham Perseroan pada 27 Oktober 2022.
Penjualan Perseroan naik 104%, dari Rp100,52 miliar per Maret 2021 menjadi Rp205,15 miliar per Maret 2022. MKTR berhasil membukukan laba tahun berjalan Rp9,22 miliar (Rp0,97 per saham) per Maret 2022. Pada periode sama 2021, MKTR merugi Rp76,50 miliar (Rp0,01 per saham).
Sementara total aset MKTR turun 3,17%, dari Rp649,03 miliar per 31 Desember 2021 menjadi Rp628,43 miliar per 31 Maret 2022. Adapun jumlah ekuitas MKTR naik sebesar 4,96%, dari Rp185,58 miliar per 31 Desember 2021 menjadi Rp194,79 miliar per 31 Maret 2022.
