STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali mencetak rekor baru pada penutupan perdagangan Kamis (20/2/2025) waktu setempat, atau Jumat pagi (21/2/2025) WIB. Harga logam mulia ini melonjak tajam karena ketakutan investor terhadap ancaman perang dagang global semakin besar.
Mengutip CNBC International, harga emas spot tercatat naik 0.1% menjadi US$2.936,38 per ounce pada pukul 19:36 GMT. Sebelumnya, harga sempat menyentuh US$2.954,69, yang menjadi rekor tertinggi ke-10 sepanjang tahun ini.
Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup naik 0.7% di US$2.956,10 per ounce. Sejak awal tahun, emas sudah menguat sekitar 12%.
Analis menyebut ketegangan perdagangan yang dipicu kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump menjadi pemicu utama lonjakan harga emas. Trump berencana mengumumkan tarif baru untuk kayu, mobil, semikonduktor, dan farmasi dalam waktu dekat.
Selain itu, bank sentral dunia terus memborong emas sebagai bentuk lindung nilai. Arus masuk dana ke Exchange-Traded Fund (ETF) emas juga meningkat selama tiga hari berturut-turut, memperkuat tren bullish logam mulia ini.
Kondisi geopolitik juga memperburuk ketidakpastian. Trump baru saja menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sebagai diktator dan meminta penyelesaian konflik secepat mungkin. Jika perang berakhir, harga emas bisa sedikit terkoreksi, tetapi tren kenaikan diprediksi tetap bertahan.
Di sisi lain, kebijakan The Federal Reserve (The Fed) menjadi faktor lain yang mendukung penguatan emas. Risalah pertemuan terakhir The Fed mengungkapkan kekhawatiran terhadap inflasi yang masih tinggi. Hal ini membuat bank sentral cenderung menahan suku bunga lebih lama, yang biasanya menguntungkan emas.
Dari sisi ekspor, Swiss mencatat lonjakan pengiriman emas ke AS pada Januari, mencapai level tertinggi dalam 13 tahun terakhir.
Tak hanya emas, harga logam mulia lainnya juga menguat. Perak naik 0.6% menjadi US$32,92 per ounce, platinum naik 0.7% ke US$978,05, dan palladium melesat 1% ke US$978,02.