STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia kembali menguat pada penutupan perdagangan Rabu (12/4/2023) waktu setempat atau Kamis pagi (13/4/2023). Perkasanya akhir transaksi komoditas tersebut karena data inflasi AS.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2023 ditutup melambung US$1,73, atau sekitar 2,1%, menjadi US$83,26 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni berakhir melejit US$1,72, atau sekitar 2,01%, menjadi US$87,33 per barel di London ICE Futures Exchange.
Berdasarkan laporan yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS angka indeks harga konsumen naik 0,1% pada Maret 2023. Laju inflasi AS bulan lalu lebih rendah ketimbang Februari dimana kenaikan inflasi sebesar 0,4% pada Februari. Sepanjang 12 bulan terakhir, angka indeks harga konsumen naik 5%. Ini merupakan peningkatan terendah secara year-on-year (yoy) sejak Mei 2021.
Seiring melambatnya laju inflasi, keyakinan para investor bahwa siklus peningkatan suku bunga Federal Reserve akan segera berakhir. Kondisi ini membuat nilai tukar dolar AS melemah sehingga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang dolar AS menjadi lebih murah bagi pemilik dana dalam mata uang lain.
Penguatan harga minyak dunia terhambat oleh meningkatnya cadangan minyak mentah AS sebesar 597.000 barel pekan lalu menjadi 470,5 juta barel. Persediaan bahan bakar minyak (BBM) dan distilat mengalami penurunan sehingga lebih rendah dari ekspektasi para pelaku pasar.