STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia turun tipis pada penutupan perdagangan Jumat (14/2/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (15/2/2025) WIB. Isu kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina mulai meredakan kekhawatiran pasar terhadap gangguan pasokan global.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) merosot 0,77% menjadi US$70,74 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent, turun 0,37% mencapai US$74,74 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Meski melemah, kedua kontrak masih membukukan kenaikan mingguan sekitar 1%.
Penurunan harga minyak ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Keduanya disebut siap mencari jalan damai untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung sejak 2022.
Jika sanksi terhadap Rusia dicabut sebagai bagian dari kesepakatan damai, pasokan energi global diprediksi meningkat. Badan Energi Internasional (IEA) juga menyebut ekspor minyak Rusia masih bisa berlanjut jika ada celah dalam sanksi terbaru AS.
Di sisi lain, Trump memerintahkan pejabat ekonomi dan perdagangan AS untuk mengkaji penerapan tarif balasan terhadap negara-negara yang mengenakan bea masuk pada produk Amerika. Keputusan ini diperkirakan baru diumumkan pada 1 April.
Menurut analis pasar IG, Yeap Jun Rong, penundaan tarif ini sedikit menopang harga minyak. Investor berharap adanya kesepakatan perdagangan yang lebih baik ke depannya.
Selain itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengingatkan bahwa Washington bisa kembali menekan Iran secara maksimal. Langkah ini mengingatkan pasar pada kebijakan Trump di periode sebelumnya, ketika ekspor minyak Iran nyaris nol akibat sanksi AS.
Dari sisi permintaan, JPMorgan mencatat konsumsi minyak global naik menjadi 103,4 juta barel per hari, meningkat 1,4 juta barel dibanding tahun lalu. Permintaan bahan bakar transportasi dan pemanas yang awalnya lesu mulai pulih di pekan kedua Februari.