STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Satu lagi bursa berjangka baru hadir di Indonesia. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) baru saja menerbitkan izin untuk PT Indo Bursa Karisma Berjangka (IKB) pada 18 September 2024. Kehadiran IKB ini melengkapi bursa berjangka yang sudah ada sebelumnya, seperti Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI), dan Central Financial X (CFX).
Kehadiran IKB diharapkan akan memperkuat transaksi multilateral berbasis komoditas unggulan Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bappebti, Kasan, yang mengatakan bahwa bursa ini diharapkan dapat menjadi sarana pembentukan harga atau price discovery bagi pasar domestik maupun global.
“Kehadiran IKB sebagai bursa berjangka baru di Industri Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) di Indonesia diharapkan akan mendorong terwujudnya harga acuan komoditas strategis Indonesia. Tentu harapan selanjutnya adalah kestabilan harga serta ketersediaan komoditas akan terjaga selain untuk optimalisasi dan penguatan ekspor,”terang Kasan, di Jakart, Senin (7/10).
Kasan menekankan pentingnya peran IKB dalam menjaga inflasi harga komoditas yang berdampak langsung pada harga pangan. Sebagai contoh, komoditas crude palm oil (CPO) yang memiliki pengaruh besar pada harga minyak goreng. Khusus komoditas CPO, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan telah meresmikan Bursa CPO Indonesia pada 13 Oktober 2023 silam. Dalam implementasinya, Bursa CPO tidak hanya mendorong transaksi CPO dapat dilakukan selain secara fisik, juga dengan kontrak berjangka futures.
“Kami berharap IKB juga akan berkontribusi penting dalam mendorong peningkatan likuiditas transaksi CPO di Bursa Berjangka Indonesia dalam mewujudkan harga acuan CPO Indonesia,”tambah Kasan.
Sekretaris Bappebti, Olvy Andrianita, menjelaskan bahwa Bappebti menargetkan agar harga acuan dalam perdagangan CPO (Crude Palm Oil) sepenuhnya menggunakan harga dari Bursa CPO Indonesia. Ini sangat penting karena Indonesia merupakan produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia, dengan banyak pelaku usaha CPO berada di dalam negeri. Target ini akan tercapai jika ada kerja sama yang solid dari semua pihak terkait, termasuk regulator seperti Bappebti, bursa, lembaga kliring, dan para pelaku usaha baik di sektor hulu maupun hilir.
Direktur Utama IKB, Agung Rihayanto, menyatakan komitmennya untuk mendukung penguatan komoditas unggulan Indonesia. “IKB berkomitmen menjadi bursa berjangka yang independen dan tepercaya. Kami akan mendorong transaksi CPO futures dan komoditas unggulan lainnya guna memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” jelas Agung.