Kamis, Januari 16, 2025
28.1 C
Jakarta

Kimia Farma Catatkan Penjualan Rp9,96 Triliun di 2023

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan positif sepanjang tahun 2023. Penjualan perseroan meningkat 7,93% menjadi Rp9,96 triliun dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp9,23 triliun. Kenaikan ini terjadi meskipun pasar farmasi nasional tengah tertekan.

Direktur Utama KAEF, David Utama, menyatakan bahwa pada tahun 2023, perseroan fokus melakukan pembenahan internal melalui operational excellence dan reorientasi bisnis. “Kimia Farma berhasil menjaga pertumbuhan penjualan di tahun 2023. Hal ini menunjukkan bahwa Kimia Farma memiliki fundamental bisnis yang kuat dan potensi untuk terus tumbuh,” ujar David.

Sebagai bagian dari Bio Farma Group, KAEF juga berkomitmen mendukung program pembenahan ‘bersih-bersih’ yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN. Sepanjang tahun 2023, KAEF melakukan pembenahan operasional dan menyajikan laporan keuangan tahunan 2023 (LKT 2023) yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP).

David mengungkapkan permohonan maaf kepada pemegang saham dan stakeholder atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan audited 2023. Pada tahun 2023, KAEF menghadapi beberapa tantangan, termasuk inefisiensi operasional dan tingginya Harga Pokok Penjualan (HPP). Kapasitas 10 pabrik yang dimiliki tidak sejalan dengan kebutuhan bisnis, sehingga perseroan merencanakan penataan 10 pabrik menjadi 5 pabrik untuk meningkatkan efisiensi.

HPP pada tahun 2023 sebesar Rp6,86 triliun, naik 25,83% secara tahunan. Kenaikan ini masih lebih tinggi dibandingkan kenaikan penjualan sebesar 7,93%. HPP meningkat karena portofolio produk belum optimal, dinamika harga bahan baku, dan tren obat yang berbeda.

Beban usaha tahun 2023 naik 35,53% menjadi Rp4,66 triliun, dengan kenaikan dominan pada anak usaha, PT Kimia Farma Apotek (KFA). Beban keuangan juga naik 18,49% menjadi Rp622,82 miliar karena kebutuhan modal kerja dan kenaikan suku bunga. Ke depan, perseroan akan menjalankan restrukturisasi keuangan guna meringankan beban.

Manajemen KAEF juga menemukan dugaan pelanggaran integritas penyediaan data laporan keuangan di KFA pada periode 2021-2022. Saat ini, audit investigasi oleh pihak independen sedang dilakukan. Faktor-faktor ini menyebabkan kerugian KAEF secara konsolidasi pada tahun 2023 mencapai Rp1,82 triliun.

Kimia Farma Lakukan Pembenahan untuk Perkuat Kinerja

Dalam upaya meningkatkan kinerja, manajemen Kimia Farma terus melakukan pembenahan. Kimia Farma Group, sebagai perusahaan kesehatan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, melaksanakan reorientasi bisnis pada seluruh anak usahanya.

Reorientasi bisnis ini mencakup penataan fasilitas produksi, penataan portofolio produk (segmen etikal, OGB & OTC), optimalisasi channel penjualan, strategi kepemimpinan biaya (cost leadership), dan transformasi Sumber Daya Manusia (SDM). Transformasi SDM dilakukan melalui pengembangan kompetensi yang sejalan dengan penataan organisasi dan manajemen talenta berbasis kinerja. Selain itu, manajemen KAEF juga menata aset serta merestrukturisasi keuangan untuk memperbaiki profitabilitas.

Pembenahan juga dilakukan untuk meningkatkan kinerja PT Kimia Farma Apotek (KFA). Ke depan, akan dilakukan langkah-langkah perbaikan kualitas persediaan dan manajemen arus kas di KFA.

Direktur Utama KAEF, David Utama, optimistis bahwa upaya pembenahan internal ini akan memberikan dampak positif terhadap kinerja dan fundamental bisnis perseroan di masa mendatang. “Kami menyadari tantangan yang kami hadapi dan melihat pembenahan ini sebagai upaya untuk melakukan perbaikan dan pertumbuhan. Kami optimistis melalui ‘bersih-bersih’ di tahun 2023, Kimia Farma akan memiliki fundamental yang baik untuk kinerja ke depan,” ujar David.

David menjelaskan bahwa strategi pertumbuhan berkelanjutan KAEF dijalankan melalui tiga fase. Fase pertama adalah operational excellence untuk meraih profitabilitas. Fase kedua adalah penguatan finansial untuk membuka potensi yang dimiliki KAEF. Fase ketiga adalah menjadi ekosistem healthcare Indonesia melalui strategi digital.

Artikel Terkait

Dolar AS Melemah! Inflasi Mereda, Peluang Pemangkasan Suku Bunga Semakin Terbuka

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) - Dolar AS melemah pada penutupan perdagangan...

Dolar AS Melemah! Fokus Pasar Tertuju pada Data Inflasi dan Kebijakan Trump

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) - Dolar AS melemah pada penutupan perdagangan...

Kredit Sindikasi Rp4,4 Triliun Cair, Gajah Tunggal Lunasi Sebagian Utang

STOCKWATCH.ID (JAKARTA)- Manajemen PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) mengungkapkan,...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini