STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$5,16 miliar pada November 2022. Surplus ini terutama berasal dari sektor nonmigas US$6,83 miliar, sedangkan di sektor migas mengalami defisit US$1,67 miliar. Nilai ekspor Indonesia pada November 2022 mencapai US$24,12 miliar, sementara impor sebesar US$18,96 miliar.
Menurut siaran pers BPS di Jakarta, Kamis (15/12), ekspor nonmigas Indonesia pada November 2022 mencapai US$22,99 miliar, turun 1,94% dari bulan sebelumnya, namun meningkat 6,88% jika dibandingkan dengan nilai ekspor nonmigas November 2021.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari-November 2022 mencapai US$268,18 miliar, naik 28,16% jika dibandingkan periode sama 2021. Demikian juga ekspor nonmigas naik 28,04% menjadi US$253,61 miliar selama Januari-November 2022.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas pada November 2022 dibandingkan Oktober 2022 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$577,6 juta (16,62%). Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$292,2 juta (87,19%).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-November 2022 naik 18,59% dibanding periode sama 2021, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan dan perikanan naik 12,22%, serta eskpor hasil tambang dan lainnya meningkat 74,15%.
Ekspor nonmigas November 2022 terbesar adalah ke Cina, yaitu US$6,28 miliar, disusul Amerika Serikat sebesar US$2,10 miliar dan Jepang US$1,90 miliar. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa masing-masing US$4,25 miliar dan US$1,55 miliar.
Sementara itu, nilai impor Indonesia pada November 2022 mencapai US$18,96 miliar, turun 0,91% dibandingkan Oktober 2022, dan turun 1,89% jika dibandingkan dengan November 2021. Adapun impor nonmigas November 2022 mencapai US$16,16 miliar, naik 2,45% dibandingkan Oktober 2022, namun turun 0,89% bandingkan November 2021.
Menurut BPS, nilai impor migas pada November 2022 sebesar US$2,80 miliar, turun 16,64% dibandingkan Oktober 2022, dan merosot 7,30% dibandingkan November 2021. Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar pada November 2022 dibandingkan Oktober 2022 adalah serelia US$91,6 juta (25,28%). Sedangkan peningkatan terbesar adalah mesin/peralatan mekanis dan bagiannya US$222,8 juta (8,50%).
Tiga negara importir nonmigas terbesar ke Indonesia selama Januari-November 2022 adalah Cina senilai US$61,39 miliar, Jepang US$15,58 miliar, dan Thailand US$10,09 miliar. Adapun impor nonmigas dari ASEAN senilai US$30,38 miliar dan Uni Eropa senilai US$10,42 miliar.
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari-November 2022 dibandingkan periode sama 2021 terjadi peningkatan pada barang konsumsi US$333,5 juta (1,88%), bahan baku/penolong US$35.079,0 juta (26,62%), dan barang modal US$7.333,5 juta (28,33%)