STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Pasar minyak dunia dikejutkan oleh lonjakan tajam cadangan minyak mentah Amerika Serikat (AS). Kondisi ini mengakibatkan harga minyak mentah dunia anjlok pada penutupan perdagangan Rabu (10/1/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (11/1/2024) WIB. Peningkatan cadangan minyak AS pada pekan yang berakhir 5 Januari mencapai 1,3 juta barel, melebihi perkiraan sebelumnya yang mengantisipasi penurunan sebesar 700.000 barel.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2024 terpukul sehingga ditutup turun sebesar 1,2%, atau 87 sen, menjadi US$71,37 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret 2024 berakhir merosot 1,2% atau 87 sen, menjadi US$71,37 per barel di London ICE Futures Exchange.
Menurut Energy Information Administration (EIA), cadangan minyak AS saat ini mencapai 432,4 juta barel. Sebelumnya, para analis memperkirakan penurunan cadangan sebesar 700.000 barel. Selain itu, persediaan bahan bakar minyak (BBM) AS juga melonjak sebesar 8 juta barel, sementara persediaan distilat mengalami peningkatan signifikan sebesar 6,5 juta barel.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar, mengingat cadangan yang lebih tinggi dari perkiraan dapat menyebabkan ketidakstabilan harga minyak dunia. Para analis dan pelaku pasar kini memperhatikan dengan cermat bagaimana penawaran dan permintaan global akan berkembang, serta potensi dampaknya terhadap ekonomi global yang sedang pulih dari dampak pandemi.
Pasar terus memantau berbagai faktor, termasuk perkembangan geopolitik dan keputusan produsen minyak dunia terkait produksi mereka. Bagaimanapun, peningkatan tajam cadangan minyak AS telah menciptakan ketidakpastian baru di pasar, dan pelaku pasar diharapkan tetap waspada terhadap perubahan cepat dalam dinamika pasar energi global.