STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Indonesia (BI) mengumumkan, ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) Indonesia pada tahun 2023 melanjutkan pertumbuhan. Ini didorong oleh kinerja sektor unggulan Halal Value Chain (HVC) yang tumbuh sebesar 3,93% (yoy). Hal itu dikemukakan Juda Agung, Deputi Gubernur BI dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (27/2/2024).
Juda menjelaskan, secara keseluruhan, sektor unggulan HVC menopang hampir 23% dari ekonomi nasional, secara berurut dikontribusikan oleh sektor Pertanian dan Makanan Minuman Halal, Pariwisata Ramah Muslim (PRM) serta Fesyen Muslim.
Pada tataran global, kinerja eksyar Indonesia juga mencatatkan kenaikan peringkat State of The Global of Islamic Economic (SGIE) menjadi peringkat ketiga pada tahun ini. Demikian intisari Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023 yang mengangkat tema “Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional” yang diluncurkan di Jakarta, Senin (26/2/2024).
KEKSI 2023 mengulas capaian dan strategi pengembangan eksyar sepanjang tahun 2023, serta prospek dan arah kebijakan Bank Indonesia dalam mengembangkan eksyar di tahun 2024.
Juda, dalam peluncuran KEKSI 2023 menyampaikan, BI memproyeksikan pada 2024 eksyar akan tumbuh sebesar 4,7%-5,5% (yoy) dengan didukung pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah yang diprakirakan akan tumbuh pada kisaran 10%-12% (yoy). Hal ini sejalan dengan implementasi berbagai inisiatif strategis nasional seperti kewajiban sertifikasi halal sesuai mandat Undang-Undang Jaminan Produk Halal, inovasi pada sektor keuangan sosial syariah, program kolaborasi antar Kementerian dan Lembaga, serta digitalisasi eksyar yang semakin masif.
Lebih lanjut, Juda menyampaikan, BI berkomitmen melanjutkan kebijakan pengembangan eksyar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi melalui tiga program utama. Pertama, pengembangan sektor unggulan, khususnya sektor Makanan-Minuman Halal dan Fesyen muslim. Kedua, penguatan keuangan komersial dan sosial syariah, serta pengembangan pasar uang syariah, melalui instrumen Sukuk Bank Indonesia (SukBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SuVBI). Ketiga, peningkatan literasi melalui penyelenggaraan Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) di tiga wilayah Indonesia mencakup Regional Sumatera, Kawasan Timur Indonesia dan Jawa dan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang berskala internasional serta penguatan kepemimpinan di fora internasional.
Dalam kesempatan tersebut, Friderica Widyasari Dewi, Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), turut menyampaikan dukungan OJK atas komitmen terwujudnya visi Indonesia menjadi pusat halal global dunia.
“Untuk mengoptimalkan multiplier effect dari eksyar, meningkatkan kualitas SDM serta mendorong literasi eksyar, OJK secara khusus telah menyiapkan beberapa program, diantaranya Kelompok Kerja Literasi Dan Inklusi Keuangan Syariah (Pokja LIKS), Syariah Financial Fair (SYAFIF), Forum Edukasi dan Temu Bisnis Keuangan Syariah bagi santri UMKM (FEBIS), dan kolaborasi dengan Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS) beserta asosiasi dan industri jasa keuangan syariah,” ungkap Friderica.
Sejalan dengan itu, Arief Wibisono, Staf Ahli Kementerian Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal, memaparkan ekonomi sosial syariah berperan besar dalam meningkatkan aspek kebermanfaatan eksyar bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Untuk itu, sinergi perlu terus didorong guna meningkatkan pertumbuhan eksyar yang semakin maju dengan fokus utama pada pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Arief.
Peluncuran Buku KEKSI 2023 dirangkaikan dengan Seminar Nasional Sharia Economic and Financial Outlook (ShEFO) 2024. Seminar ini membahas tantangan dan peluang di sektor keuangan syariah dan sektor prioritas eksyar untuk memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional.