STOCKWATCH.ID (SEMARANG) – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) semakin memperkokoh posisinya sebagai penguasa pangsa pasar semen di Tanah Air, seiring bergabungnya PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (Semen Baturaja). Untuk diketahui, secara nasional permintaan semen terbanyak berasal dari pulau Jawa dan Sumatera.
Adapun pangsa pasar SIG di Jawa tercatat lebih dari 50%. Sedangkan market share Perseroan di wilayah Sumatera meningkat menjadi di atas 70% sejalan dengan masuknya Semen Baturaja sebagai bagian dari SIG.
Menurut Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SIG, Andriano Hosny Panangian, bergabungnya Semen Baturaja menjadi bagian dari SIG bukan hanya akan meningkatkan kapabilitas dalam memenuhi permintaan semen. Selain itu, integrasi kedua perusahaan pelat merah tersebut dapat memperkuat posisi BUMN Sub Klaster Semen dalam menghadapi kondisi pasar yang kompetitif.
Integrasi Semen Baturaja ke dalam SIG dilakukan melalui mekanisme right issue. Sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan sebesar 51,01%, Pemerintah Indonesia akan mengambil bagian dalam aksi korporasi ini melalui transaksi inbreng dengan mengalihkan sebanyak 7.499.999.999 saham Seri B atau mewakili 75,51% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam SMBR. Sementara untuk porsi publik akan disetorkan dalam bentuk tunai. Transaksi inbreng tersebut akan membuat SIG menjadi pemegang saham mayoritas pada SMBR.
SIG akan memanfaatkan dana yang diperoleh dari Rights Issue untuk program ESG (Environmental, Social, and Governance) guna mendukung kinerja Perusahaan, melalui inisiatif penambahan fasilitas untuk peningkatan pemanfaatan bahan bakar dan bahan baku alternatif, pembangunan fasilitas penyiapan untuk pemanfaatan limbah menjadi bahan bakar alternatif ramah lingkungan, serta pengembangan bisnis.
“Integrasi antara SIG dan Semen Baturaja ini akan semakin memantapkan langkah SIG sebagai perusahaan penyedia solusi bahan bangunan terdepan di regional, seiring dengan meningkatnya pangsa pasar, bertambahnya portofolio produk, serta jaringan distribusi yang semakin luas. Langkah integrasi ini diprediksi akan memberikan nilai tambah melalui efisiensi dan sinergi mencapai Rp1,65 triliun selama tahun 2022 hingga 2026,” kata Andriano, dalam acara media sharing di Semarang, Kamis (15/12/2022).
Terkait kian ketatnya persaingan di industri semen, Andriano menjelaskan, SIG menerapkan empat strategi utama yang telah terbukti efektif dijalankan. Itu antara lain adalah mendorong pertumbuhan berkelanjutan, lebih dekat dengan pelanggan melalui beragam produk dan solusi yang ramah lingkungan, peningkatan operational excellence dan digitalisasi value chain, serta kepemimpinan di pasar domestik.
“SIG berkomitmen untuk menerapkan prinsip keberlanjutan dan terus berinovasi menciptakan produk dan solusi yang berkualitas serta ramah lingkungan untuk menciptakan manfaat ekonomi dan membangun keunggulan kompetitif SIG di pasar, sekaligus menjaga ketahanan bisnis Perusahaan di masa depan”, ujar Andriano.
Pada periode Januari hingga September tahun 2022, SIG secara konsisten berhasil mencatatkan peningkatan kinerja di tengah tantangan persaingan industri yang tinggi serta kenaikan harga bahan bakar dan energi. EBITDA absolut tercatat 0,6% lebih tinggi menjadi Rp5,73 triliun dan marjin EBITDA meningkat 0,1% menjadi 22,7%. Laba bersih Perseroan tercatat naik 18,9% menjadi Rp1,65 triliun. Adapun marjin laba bersih meningkat 1,0% menjadi 6,5% dibandingkan tahun lalu.