STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi pada penutupan perdagangan hari Senin (16/9/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (16/9/2024) WIB. Lonjakan ini didorong oleh melemahnya dolar AS dan ekspektasi pemotongan suku bunga besar oleh Federal Reserve AS dalam waktu dekat.
Mengutip CNBC International, harga emas spot naik 0,2% menjadi US$2.580,24 per ons setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi di US$2.589,59 per ons. Namun, kontrak berjangka emas AS turun tipis 0,1% menjadi US$2.607,80 per ons.
Indeks dolar AS melemah 0,4%, menjadikan emas lebih menarik bagi investor yang memegang mata uang selain dolar. Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, menjelaskan bahwa harga emas saat ini sudah mempertimbangkan kemungkinan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh The Fed. Namun, jika pemotongan suku bunga hanya 25 basis poin, harga emas berjangka bisa mengalami penurunan.
Fokus utama pasar minggu ini adalah keputusan suku bunga The Fed yang akan diumumkan pada hari Rabu. Data dari CME FedWatch menunjukkan kemungkinan 61% bahwa suku bunga akan dipotong sebesar 50 basis poin.
Ketidakpastian politik juga memengaruhi harga emas. Upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump pada hari Minggu meningkatkan ketidakpastian di AS, yang biasanya mendorong investor untuk mencari aset safe haven seperti emas.
Emas dikenal sebagai aset aman di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi. Lingkungan suku bunga rendah juga mendukung kenaikan harga emas, karena suku bunga tinggi biasanya mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Analis dari ANZ memprediksi bahwa investasi strategis di emas akan terus mendorong harga lebih tinggi. Mereka memperkirakan harga emas akan mencapai US$2.700 dalam waktu dekat dan bisa memuncak di US$2.900 pada akhir 2025.
Sementara itu, harga perak spot naik 0,3% menjadi US$30,73 per ons. Platinum turun 1,1% menjadi US$984,20 per ons, sedangkan paladium naik 0,4% menjadi US$1.072,20 per ons.
