Jumat, Februari 7, 2025
25.9 C
Jakarta

Baru Melantai di Bursa, Saham Bersama Zatta Jaya Langsung Auto Rejection

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Saham PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) resmi dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), mulai hari ini, Kamis (10/11). Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan pakaian dan berfokus pada bidang fesyen muslim/modest fashion tersebut, menjadi emiten ke- 53 yang tercatat di BEI tahun 2022.

Baru pertama kali di transaksikan, saham ZATA langsung terkena penolakan otomatis atau auto rejection  oleh Jakarta Automated Trading System (JATS). Ini karena harga saham ZATA mengalami kenaikan yang  sangat signifikan.

Untuk diketahui, pada perdagangan perdana, saham ZATA dibuka dengan harga Rp135/saham.  Naik sebanyak Rp35 atau 35% dibandingan dengan harga penawaran umum perdana saham atau (Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp100 per unit. Lantaran kenaikan harga saham Perseroan sudah melebihi ketentuan persentase tertinggi harian khusus saham IPO yakni sebesar 35%, maka saham ZATA sontak terkena auto rejection atas (ARA).

Adapun volume perdagangan saham ZATA di pasar reguler hingga waktu tersebut mencapai 2,14 juta unit senilai Rp577,91 juta. Sedangkan frekuensi perdagangan saham bernominal Rp100 per unit itu sebanyak 2.564 kali.

Dalam aksi korporasi ini, Perseroan melepas 1,7 miliar saham. Jumlah tersebut,  setara dengan 20,01% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Adapun dana yang berhasil dihimpun Perseroan sebesar Rp170 miliar. Perseroan menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam IPO ini.

Menurut Elidawati, Direktur Utama ZATA, dana yang diperoleh dari IPO tersebut, sekitar 13,4% akan digunakan Perseroan untuk pembayaran seluruh Kredit Modal Kerja di PT Bank Raya Indonesia Tbk. Sekitar 47,79% untuk belanja modal dalam rangka ekspansi pembukaan toko baru. “Sisanya 38,81% untuk modal kerja termasuk namun tidak terbatas untuk pembelian bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional Perseroan,” tegasnya.

Dia menjelaskan, keputusan melakukan IPO merupakan bagian dari strategi Perseroan. Bukan saja untuk meningkatkan ekspansi usaha, kapasitas pendanaan dan tata kelola, tapi juga prinsip keterbukaan yang lebih baik sebagai perusahaan publik. “Yang diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi stakeholder kedepannya,” Ujarnya.

Elidawati menjelaskan, berdasarkan data dari Fitch Solutions, pertumbuhan pengeluaran rumah tangga untuk pakaian dan alas kaki hingga tahun 2026 diprediksi mencapai 7,5% setiap tahunnya menjadi Rp469,3 triliun atau US$i34.7 miliar. Pada saat yang sama, lanjut dia, pemerintah juga terus mendukung Indonesia untuk menjadi kiblat fesyen muslim dunia.

“Hal inilah yang mendorong Perseroan menangkap peluang menghadirkan brand fesyen muslim, membangun pusat distribusi untuk meningkatkan kapasitas dalam rangka memenuhi kebutuhan market muslim di Indonesia. Dengan menghadirkan produk-produk yang berkualitas dan harga yang kompetitif diharapkan perseroan dapat memenuhi kebutuhan segmen market muslim yang luas, meningkatkan lapangan pekerjaan, dan pada akhirnya berkontribusi lebih bagi negara lewat pajak yang dibayarkan”, ucap Elidawati.

Artikel Terkait

BEI Delisting 10 Emiten, Baru 2 yang Siap Buyback Saham! Bagaimana Nasib Investor?

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) telahi mengumumkan...

Aksi Jual Berlanjut! IHSG Jauhi Level 7.000, Terjun Bebas 2,12%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada...

Pasar Saham Terimbas Uncertainty Global, BEI Siap Luncurkan Short Selling Maret 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana meluncurkan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini