Kamis, Januari 16, 2025
30.2 C
Jakarta

Kredit Perbankan Tumbuh 12,40% di Triwulan I 2024

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Indonesia (BI) mencatat, kredit di sektor perbankan mengalami pertumbuhan sebesar 12,40% secara tahunan (year on year/yoy) pada triwulan I 2024. Hal itu dikemukakan Perry Warjiyo, Gubernur BI.

Menurut Perry, pertumbuhan tersebut ditopang seluruh kelompok kredit. “Pertumbuhan kredit perbankan terus meningkat. Ini didorong oleh pertumbuhan kredit pada hampir seluruh sektor ekonomi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (24/4/2024).

Perry mengemukakan, dari sisi penawaran, tingginya pertumbuhan kredit ditopang terjaganya appetite perbankan yang didukung oleh permodalan yang tinggi dan likuiditas yang memadai. Sedangkan dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diprakirakan terus meningkat pasca Pemilu serta kinerja rumah tangga yang terjaga.

“Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi masing-masing sebesar 14,83% (yoy), 12,30% (yoy), dan 10,22% (yoy),” jelasnya.

Selain itu, pembiayaan syariah juga tumbuh tinggi sebesar 15,26% (yoy) pada triwulan I 2024, sementara kredit UMKM tumbuh 8,12% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit 2024 diprakirakan akan terus meningkat dan berada pada kisaran 10%-12%.

Perry menegaskan, BI terus memperkuat implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM). Ke depan, penguatan KLM dilakukan dengan mengoptimalkan insentif likuiditas yang tersedia serta memperluas cakupan sektor prioritas yang berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Penguatan KLM diarahkan dapat segera memberikan tambahan likuiditas perbankan sebesar Rp81 triliun sehingga total insentif menjadi Rp246 triliun. Sejalan dengan pertumbuhan kredit yang terus meningkat, tambahan likuiditas dari KLM diprakirakan dapat mencapai Rp115 triliun pada akhir tahun 2024, sehingga total insentif yang diberikan menjadi Rp280 triliun.

“BI akan terus memperkuat efektivitas implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif tersebut dengan sinergi kebijakan pemerintah, KSSK, perbankan, serta pelaku dunia usaha agar benar-benar dapat mendukung peningkatan kredit/pembiayaan bagi pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan,” tutup Perry.

Artikel Terkait

Utang Luar Negeri Indonesia Sentuh US$424,1 Miliar di November 2024! Ini Rinciannya!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh...

Gubernur BI Ungkap Alasan di Balik Penurunan Suku Bunga 25 BPS

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Indonesia (BI) resmi menurunkan suku...

Ekspor Indonesia Naik 2,29% Menjadi US$264,70 Miliar pada 2024

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, Neraca...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini