STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan pada penutupan perdagangan Jumat (9/8/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (10/8/2024) WIB. Sepanjang pekan lalu, harga minyak mentah global melesat lebih dari 4%. Kenaikan ini didorong oleh meredanya kekhawatiran akan resesi dan terus meningkatnya ketegangan di Timur Tengah yang dapat memengaruhi produksi dan distribusi minyak.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September naik 65 sen atau 0,85% menjadi US$76,84 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober meningkat 50 sen atau 0,63% mencapai US$79,66 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat setelah pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran minggu lalu. Israel sedang mempersiapkan kemungkinan serangan balasan dari Iran dan milisi Hezbollah di Lebanon. Di tengah situasi ini, AS berusaha melalui jalur diplomatik untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Tamas Varga, analis di broker minyak PVM, mengungkapkan, “Peningkatan pemboman di Jalur Gaza dan penargetan Hezbollah di Lebanon jelas bukan tanda-tanda perdamaian.” Varga juga menambahkan bahwa kemungkinan tindakan balasan dari Iran atau proksinya mungkin akan segera terjadi.
AS, bersama dengan Mesir dan Qatar, telah mendesak Hamas dan Israel untuk kembali ke meja perundingan guna mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Namun, Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group, meragukan bahwa “dorongan baru dari pemerintahan Biden untuk memulai kembali pembicaraan antara Israel dan Hamas akan membuahkan hasil.”
Flynn juga menilai bahwa “hedge fund tentu saja memanfaatkan setiap tenggat waktu pembicaraan gencatan senjata untuk menekan harga minyak turun.” Dia menambahkan bahwa mungkin saja pada akhirnya, para pelaku pasar akan menyadari bahwa pembicaraan gencatan senjata bukanlah alasan yang cukup untuk menjual lebih banyak minyak.