STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli siap menggelar penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) pada 1-3 November 2022. Perusahaan e-commerce milik Grup Djarum tersebut akan melepas sekitar 17,771 miliar saham atau setara dengan 15% dari modal ditempatkan dan disetor Blibli setelah IPO saham.
Menurut CEO & Co-Founder Blibli, Kusumo Martanto, untuk mensukseskan rencana IPO ini, pihaknya bukan hanya gencar menawarkan saham perdana kepada investor lokal melainkan juga menyasar pemodal asing. “Ada rencana menawarkan saham ke institusi yang qualified di luar negeri. Karena kami mengikuti Format 144A dan regulations S,” ujarnya, dalam paparan publik Blibli di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (18/10/2022).
Untuk diketahui, Format 144A merupakan aturan penawaran internasional. Berdasarkan format tersebut, calon emiten dapat menawarkan saham perdana dalam IPO kepada investor dari Amerika Serikat (AS) maupun luar AS.
Kusumo mengatakan, aksi korporasi Blibli ini merupakan salah satu langkah strategis dalam mengembangkan bisnis yang berkelanjutan di era disrupsi dan
menyongsong pertumbuhan ekonomi digital di masa mendatang. Bersama tiket.com dan Ranch Market, Blibli menegaskan posisinya sebagai pemimpin ekosistem omnichannel perdagangan dan gaya hidup yang terintegrasi di Indonesia.
“Ekosistem Blibli mensinergikan tiga platform unggulan yaitu commerce (Blibli); online travel agent (OTA) dan gaya hidup (tiket.com); serta high quality supermarket chain terkemuka (Ranch Market). Dengan demikian, Blibli dapat senantiasa fokus membangun kepercayaan, memberikan kemudahan dan nilai tambah bagi para pelanggan, serta menyediakan layanan yang lebih lengkap, bermanfaat dan terintegrasi dari tiap channel dan platform di dalam ekosistem.” Ujarnya.
Tak berhenti di situ, sinergi ini juga diperkuat dengan fundamental bisnis yang kokoh dari berbagai aspek. Dari aspek model bisnis, Blibli fokus pada pendekatan Business-to-Consumer (B2C) dengan dukungan dari brand partners berskala global maupun nasional dalam bentuk kemitraan strategis. Model bisnis ini berimplikasi pada penjualan dan laba yang memiliki rasio lebih tinggi dibandingkan model bisnis Consumer-to-Consumer (C2C). Bermitra dengan para pemegang merek, Blibli memastikan keaslian produk yang ada dalam platformnya demi menjaga kepuasan serta kepercayaan pelanggan.
Selain itu, Blibli disokong dengan infrastruktur logistik andal lewat jaringan pergudangan dan layanan pengiriman yang dikelola secara mandiri, ditambah lebih dari 21 mitra logistik pihak ketiga. Dengan kekuatan rantai pasok dari hulu ke hilir yang dimilikinya, Blibli memelopori pengiriman cepat sampai lewat fitur dua jam sampai (2 Hours-Delivery) yang telah tersedia di 34 kota di penjuru tanah air.
Pada kesempatan yang sama, CEO tiket.com, George Hendrata mengemukakan, sebagai pionir Online Travel Agent (OTA) di Indonesia, tiket.com mengukuhkan kepemimpinnya di segmen travel dan lifestyle yang membawa nilai tambah bagi ekosistem. “Travel dan lifestyle adalah bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Lewat ekosistem terpadu ini, kami percaya dapat semakin memenuhi kebutuhan pelanggan saat mereka sibuk dengan kesehariannya,” ucap George. Ia menambahkan, pada tahun 2019, tiket.com juga dinobatkan sebagai “The Fastest Growing OTA in the World”1.
Sebagai bagian dari ekosistem bisnis terbesar di Indonesia, Djarum, Blibli memiliki pondasi alur operasi yang kokoh mencakup bagaimana menjadi pemegang merek, produsen, distributor, termasuk jalur distribusi kepada pelanggan. Dengan latar belakang tersebut, Blibli dapat mengembangkan bisnisnya melalui solusi omnichannel, mengintegrasikan layanan oflline dan online touchpoint lewat flagship monobrand (Samsung, Xiaomi, Oppo, dan Vivo) dan multibrand store dengan fitur Blibli InStore, fitur Click & Collect, dan tukar tambah. Blibli juga turut mengembangkan layanan omnichannel di sektor
UMKM melalui Blibli Mitra.
Dari sisi kepemimpinan perseroan, demikian Kusumo, tim manajemen datang dari latar belakang lanskap pasar dalam negeri yang tangguh. “Dengan eksekutif yang solid, kami percaya dapat melampaui apa yang kami capai hari ini. Lebih dari itu, kami mengapresiasi seluruh pihak yang mendukung Blibli hingga saat ini. Mulai dari para penjual dan mitra bisnis di bidang teknologi, logistik, institusi keuangan, pemasaran, pemegang merek, dan pemasok, yang menjadi rekanan kami menjangkau setiap pelanggan.. Termasuk para UMKM yang berani mengambil langkah berbeda dalam menggapai potensi baru, serta seluruh keluarga besar Blibli, tiket.com, dan Ranch atas upaya tanpa lelah mendorong kemajuan perseroan,” tukasnya.
Masa penawaran awal IPO saham Blibli dimulai pada 17-24 Oktober 2022. Penjatahan dan distribusi saham secara elektronik masing-masing pada 03 November 2022 dan 04 November 2022. Saham calon emiten bernominal Rp250 per unit itu akan dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 07 November 2022. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menerbitkan pernyataan efektif untuk PUP blibli pada 28 Oktober 2022.
Rencananya, Blibli akan tercatat di Papan Perdagangan Utama BEI menggunakan kode saham “BELI”. Dalam aksi korporasi ini, Blibli telah menunjuk PT BCA Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Underwriters).
Saham Blibli ditawarkan di kisaran Rp410 hingga Rp460 per unit. Dari IPO ini, Perseroan akan memperoleh tambahan modal maksimal Rp8,174 triliun. Sebesar Rp5,50 triliun dana IPO saham untuk pembayaran seluruh saldo utang fasilitas perbankan. Sisanya sebesar Rp2,674 triliun untuk modal kerja Perseroan dan anak usaha Perseroan.
Pendapatan bersih blibli mencapai Rp6,71 triliun per Juni 2022, meningkat 124,41% dibandingkan Rp2,99 triliun per Juni 2021. Laba kotor Blibli berhasil tumbuh 148,60%, dari Rp225,57 miliar menjadi Rp560,76 miliar per Juni 2022.