STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT PP Presisi Tbk (PPRE) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2022, bertempat di Auditorium Wisma Subiyanto, Plaza PP Jakarta pada Rabu (24/5/2023). Dalam RUPST tersebut, para pemegang saham antara lain menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan pada 2022 sebesar Rp182 miliar. Asal tahu saja, laba bersih PPRE meningkat sebesar 24,6% pada 2022 dari Rp146miliar sdi tahun 2021.
Menurut Arif Iswahyudi, Direktur Keuangan, Manrisk dan Legal PPRE, laba bersih Perseroan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk mencapai Rp100,751 miliar pada 2022. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp5,037 miliar atau 5% akan digunakan sebagai cadangan wajib. Adapun sisanya sekitar Rp95,714 miliar atau 95% dari laba bersih bakal dialokasikan menjadi saldo laba ditahan.
“Berkat strategi sustainability growth, Perseroan berhasil menghadapi tantangan yang dihadapi dan mengoptimakan pendapatan Perseroan melalui lini bisnis jasa pertambangan nikel, menerapkan strategi partnership terkait pengadaaan alat berat dan sparepart, optimalisasi occupancy alat berat serta penerapan cost leadership yang baik “ujar Arif.
Ia menambahkan, pengembangan jasa pertambangan merupakan bagian dari strategi Perseroan untuk mendapatkan recurring income. Itu dilakukan dengan
mendapatkan kontrak untuk jangka waktu Panjang. “Serta meningkatkan competitiveness maupun positioning Perseroan sebagai main contractor pada jasa pertambangan dan konstruksi,” terang Arif.
Untuk diketahui, sepanjang tahun 2022, PPRE mengantongi kontrak baru sebesar Rp5,2 triliun. Mayoritas kontrak baru Perseroan berasal dari luar PP Group dengan porsi mencapai 93%. Adapun kontribusi PP Group tercatat sebesar 7%.
Berdasarkan segmentasi lini bisnis, perolehan kontrak baru Perseroan didominasi oleh dua lini bisnis utama. Itu adalah Civil Work dan Mining Services yang masing-masing berkontribusi 41% dan 55%. Adapun sisanya sebesar 4%
dating dari lini bisnis supporting.
Kontrak baru PPRE yang berasal dari luar PP Group mencakup proyek jasa pertambangan maupun sipil. Ini meningkatkan positioning Perseroan menjadi main contractor dalam bidang pertambangan dan sipil.
Pada 2022, PPRE mampu membukukan pendapatan sebesar Rp3,6 triliun, meningkat 29,5% dari tahun 2021 yang tercatat Rp2,8triliu. EBITDA PPRE juga mendaki sebesar 14% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp937 miliar pada 2021 menjadi Rp1,1Triliun di tahun 2022.
Direktur Perencanaan Bisnis & HCM Bapak Yudi Setiawan menambahkan, RUPST PPRE juga menyetujui perubahan susunan pengurus Perseroan. Dengan demikian, susunan pengurus Perseroan pasca RUPST berubah menjadi:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama/Komisaris Independen : Nur Rochmad
Komisaris : Albert SM Simangunsong
Komisaris : M. Zahid
Komisaris Independen : Indra Jaya Rajagukguk
Direksi
Direktur Utama : I Gede Upeksa Negara
Direktur Operasi : Rebimun
Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & Legal : Mohammad Arif Iswahyudi
Direktur Perencanaan Bisnis & HCM : Yudi Setiawan