Sabtu, Oktober 18, 2025
27.8 C
Jakarta

Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$3,56 Miliar pada April 2024

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Badan Pusat Statistik (BPS), mengumumkan, Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) pada April 2024 mengalami surplus US$3,56 miliar, terutama berasal dari sektor nonmigas US$5,17 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,61 miliar.

Dalam siaran pers BPS, Rabu (15/5/2024) disebutkan, nilai ekspor Indonesia April 2024 mencapai US$19,62 miliar, turun 12,97% dibanding ekspor Maret 2024. Dibanding April 2023 nilai ekspor naik sebesar 1,72%.

Ekspor nonmigas April 2024 mencapai US$18,27 miliar, turun 14,06% dibanding Maret 2024, sementara itu naik 1,33% jika dibanding ekspor nonmigas April 2023.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–April 2024 mencapai US$81,92 miliar, turun 5,12% dibanding periode yang sama tahun 2023. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$76,67 miliar, turun 5,43%.

Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar April 2024, komoditas dengan penurunan terbesar dibanding Maret 2024 adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$478,9 juta (34,88%), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada nikel dan barang daripadanya sebesar US$210,6 juta (45,85%).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–April 2024 turun 1,97% dibanding periode yang sama tahun 2023. Demikian juga ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 17,22%, sedangkan ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 6,90%.

Ekspor nonmigas April 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,28 miliar, disusul India US$1,81 miliar, dan Amerika Serikat US$1,75 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,98%. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,35 miliar dan US$1,24 miliar.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-April 2024 berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan nilai US$11,64 miliar (14,21%), diikuti Kalimantan Timur US$8,38 miliar (10,23%) dan Jawa Timur US$8,22 miliar (10,04%).

Sementara itu, nilai impor Indonesia April 2024 mencapai US$16,06 miliar, turun 10,60% dibandingkan Maret 2024 atau naik 4,62% dibandingkan April 2023.

Impor migas April 2024 senilai US$2,96 miliar, turun 11,01% dibandingkan Maret 2024 atau naik 0,18% dibandingkan April 2023. Impor nonmigas April 2024 senilai US$13,10 miliar, turun 10,51% dibandingkan Maret 2024 atau naik 5,68% dibandingkan April 2023.

Dari sepuluh golongan barang utama nonmigas April 2024, mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya mengalami penurunan terbesar senilai US$388,9 juta (17,07%) dibandingkan Maret 2024. Sementara peningkatan terbesar adalah gula dan kembang gula US$139,2 juta (48,64%).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-April 2024 adalah Tiongkok US$20,77 miliar (35,22%); Jepang US$4,26 miliar (7,23%); dan Thailand US$3,27 miliar (5,55%). Impor nonmigas dari ASEAN US$10,46 miliar (17,74%) dan Uni Eropa US$3,64 miliar (6,16%).

Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari-April 2024 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi penurunan pada golongan bahan baku/penolong US$439,0 juta (0,84%). Sementara golongan barang konsumsi dan barang modal naik US$768,4 juta (12,55%) dan US$325,2 juta (2,76%). (yan)

Artikel Terkait

Kinerja Pertambangan dan Konstruksi Meningkat, Kegiatan Dunia Usaha Positif di Triwulan III 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Indonesia (BI) menyampaikan, hasil Survei...

Utang Luar Negeri Indonesia Agustus 2025 Tumbuh 2% Jadi US$431,9 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Indonesia (BI) mengumumkan, posisi Utang...

Defisit APBN Triwulan III 2025 Terjaga di 1,56% PDB, Menkeu Purbaya: Fiskal Tetap Kredibel dan Adaptif

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru